Wednesday, April 24, 2013

Yogya Trip : Backpack Cantik ala Koper (Part 2)

Lanjutan Yogya Trip...

31 Maret 2013
Ini dia hari paling seru! Sejak di Jakarta, kami sepakat untuk menyewa mobil dan supir selama 24 jam untuk mengantar kami keliling Yogya di hari ini. Tujuannya: Goa Pindul, Pantai-panta di wilayah Gunung Kidul, dan lainnya. Wohooo!
  • Goa Pindul
Tujuan pertama, ke Goa Pindul. Konon, nama Goa Pindul diambil dari kisah seorang bayi yang hendak dibuang oleh orang tuanya, namun sebelum diasingkan di dalam gua, orang tua si bayi memandikannya lalu tak sengaja pipi si bayi terbentur (kebendul, dalam bahasa Jawa). Jadilah namanya Goa Pindul (Pipi Kebendul). Hihi.
Be ready to get wet, Girls! :D
Wisata Goa Pindul sendiri ada dua pilihan, menyusuri goa saja atau sekaligus rafting di sungai dekat gua. Kami pilih menyusuri gua saja, tiket masuknya Rp. 30.000. Kita akan dibekali satu jaket pelampung, ban karet untuk duduk, dan sepasang sepatu plastik untuk yang tidak memakai sepatu/ sandal gunung.
Panjang Goa Pindul yang sekitar 300 meter kami susuri dengan duduk manis di atas ban karet yang ditarik oleh seorang pemandu. Keindahan di dalam goa membuat perjalanan jadi tak terasa.

  • Pantai Indrayanti & Baron
Pose cantik di Pantai Indrayanti ^^
Selesai berbasah-basah di Goa Pindul, kami berangkat menuju Pantai Indrayanti di wilayah Gunung Kidul. Sebenarnya ada banyak pilihan pantai nan cantik di sana. Tapi kalau disusuri satu per satu kami bisa kehabisan waktu. Hehe
Pantai Indrayanti cantik sekali. Pasirnya putih. Ombaknya lumayan besar. Tapi, panasnya aduhai! :D
Rencananya kami makan siang di pantai, tapi karena panas jadilah kami pindah ke Pantai Baron. Di sana, Pak Ateng sang driver punya kenalan pemilik rumah makan pinggir pantai. Asik! Kebetulan Pantai Baron juga tak sepanas Indrayanti. Jadilah kami makan siang cantik di pinggir pantai. Menunya, seafood dong! :9
  • Candi Prambanan
Karena masih penasaran dengan Candi Prambanan, di sisa waktu jelang sore pun kami berangkat ke sana diantar Pak Ateng. Alhamdulillah loketnya belum tutup. Harga tiket untuk masuk Candi Prambanan sebesar Rp. 30.000 per orang. 
Sudah mirip arsitek belum? :P
Beberapa situs candi sedang direnovasi, jadi untuk masuk ke dalam candi kami harus mengenakan safety helmet. Cumaaaa... Karena dipakai bergantian oleh ribuan pengunjung, helmet-nya agak berbau kurang kece. :D
  • Unit Gawat Dagadu
Kenapa kami menolak naik becak yang menawarkan keliling pabrik bakpia, keraton dan pusat kaos Dagadu? Karena, usut punya usut (ciye), pusat kaos Dagadu di dekat Keraton itu bukanlah Dagadu asli. Dagadu yang asli adanya di Pakuningratan dan Malioboro Mall. Harganya beda sedikit dengan yang di dekat Keraton. Pilih mana? :)
Unit Gawat Dagadu, salah satu store yang menjual Dagadu asli di  Jl. Pakuningratan
  • Angkringan Pendopo Dalem
Suasana di dalam Angkringan Pendopo Dalem
Sumber : Google
Awalnya sih, mau ke angkringan Kopi Joss yang katanya ramai itu. Tapi, berkat rekomendasi Pak Ateng, sampailah kami di sini. Berlokasi di sebelah pasar Ngasem, rumah makan ini mengusung konsep angkringan di dalamnya. Angkringan yang bersih, jauh dari debu jalanan. Ada banyak menu ala angkringan di sini. Jajanan pasarnya pun cukup lengkap dan enak tentunya. Harganya pun ramah lingkungan kok. :D




  • Alun-Alun Kidul
Pernah nonton ftv terus ada adegan si tokoh jalan melewati dua pohon besar supaya permohonannya terkabul? Nah, lokasi dua pohon besar itu ada di alun-alun kidul. :D
Setelah Umam menyusul kami di Pendopo Dalem, kami pun bersama-sama menuju alun-alun. Ternyata suasana alun-alun kidul sangat meriah di malam hari. Banyak sepeda dan becak berlampu warna-warni! Kata Umam, kalau mau sewa sepeda itu harganya sekitar Rp. 25.000 untuk beberapa kali putaran.
Di dekat alun-alun, ada bangunan seperti benteng. Kami pun ke sana untuk melihat-lihat dan foto tentunya! Haha.

Benteng

01 April 2013

This was our last day in Yogya. Belum apa-apa udah berasa aja kangennya sama kota pelajar. Pagi-pagi di hari terakhir kami mampir ke Pasar Beringharjo dan Malioboro untuk membeli sedikit oleh-oleh. Rencananya saya ingin membelikan mama daster batik. Mama cinta daster batik. Haha. Alhamdulillah, dapet daster batik cantik untuk mama di Mirota Batik, Malioboro. Duh, Mirota ini lengkap deh. Mulai dari daster batik, baju sehari-hari sampai baju kantoran, ada. Di lantai 2, berbagai souvenir pun tersedia. Surganya batik. Hehehe. Lebay.
Pulang dari Malioboro, kami pun membenahi barang-barang karena harus check out jam 12:00. Sebenarnya kami baru dapat tiket pulang sekitar pukul lima sore. Akhirnya kami mampir dulu di kost Umam. Jam 4 sore, barulah kami naik taksi ke Stasiun Lempuyangan.
Ah, perjalanan harus berakhir... See you, Edu Hostels, Mas Resepsionis Ganteng, Umam, Nike dan temannya, Pak Ateng... See you, Yogyakarta! *puter lagu Yogyakarta - KLA Project*

Wednesday, April 17, 2013

Yogya Trip : Backpack Cantik ala Koper Part 1

Late post sebenernya. Karena sibuk (halah), jadi baru sempat posting cerita ini sekarang. Kemarin sahabat saya, Andani, sudah posting duluan di blog-nya (lihat cerita versi Andani di sini).
Alkisah, beberapa bulan lalu saya, Whini dan Andani merencanakan untuk rehat sejenak dari runitas pekerjaan kami di Jakarta. Dan Yogyakarta adalah destinasi tepat menurut kami. Saya sendiri sangat bersemangat untuk pergi ke sana, mengingat terakhir saya ke sana sewaktu study tour kelas 3 SMA. Ckckck...
Kami memutuskan untuk backpack saja biar seru (dan hemat). Haha. Inilah agenda backpack kami:

29 Maret 2013
Dengan kereta ekonomi Gaya Baru tujuan Surabaya, kami memulai perjalanan. Aaaahhhh! I was soooo excited!! Meski ekonomi, ternyata tetap ada AC-nya. Lumayan banget, walaupun cuma angin lambai-lambai. Hahaha.
Harga tiket untuk satu kali perjalanan Rp. 33.500. PP jadi Rp. 67.000. Murah, kan? Tapi sayang, itu adalah tiket murah terakhir. Karena sekarang, kereta ekonomi Gaya Baru bertarif Rp. 135.000 untuk satu kali perjalanan. :(
Setelah kurang lebih 9 jam perjalanan, tibalah kami bertiga di Stasiun Lempuyangan. Alhamdulillah... :)
Ada banyak becak dan taksi di stasiun yang bisa mengantar kita menuju tempat tujuan. Kami memilih taksi dengan tarif Rp. 35.000 (tanpa argo). Nah, ternyata lokasinya tidak terlalu jauh. Pelajaran, naik taksi di Yogya better pakai argo. :)

Di mana kami akan menginap? Tenang, selain booking tiket di awal Februari, kami juga sudah memesan kamar di Edu Hostel. Hostel ini rekomendasi dari Helga, salah seorang teman kantor kami. Tapi, karena kami baru bisa check in pukul 12:00 keesokan harinya, maka kami memutuskan untuk membayar sebesar Rp. 50.000 /orang untuk charge biaya menginap di lobi hotel.
Setelah menitipkan tas di resepsionis, kami pun mencari makan malam. Angkringan Oseng-Oseng Mercon Mas Toni menjadi pilihan malam itu. Rasa masakannya kurang memuaskan. Tapi karena lapar, lanjut saja! Hehe.
6 beds in dormitory room.
Sumber: www.eduhostels.com
Kembali ke hostel, kami pun tertidur di mushala. Baru satu jam tidur, mas resepsionis membangunkan kami. Ternyata ada tamu yang membatalkan pemesanan kamar. Kami bisa early check in  dengan menambah Rp. 20.000 /orang. Alhamdulillah, kasuuuur! :D
FYI, Edu Hostel ini punya dua pilihan kamar : private room (Rp. 400.000 /night) dan dormitory room (Rp. 70.000 /orang /bed). Kami ada di dormitory room. Sistem dormitory room ini share kamar. Ada 6 beds in a room. Jadi kalau rombongan kita ga sampai 6 orang, sisa kasur akan ditempati tamu lain. Kami kebetulan sekamar dengan tamu dari Indonesia,  Singapore dan Belanda. Good to have new friends. :)
Semua kamar dilengkapi AC dan kamar mandi shower. Shampo dan sabun juga lengkap. Untuk private room, fasilitas tambahannya berupa TV. Dan tidak perlu share kamar tentunya. Oya, semua tamu dapat free breakfast voucher every morning! ^^

30 Maret 2013
Hari ini kami mulai dengan wisata sejarah. Ciye, sok edukatif sekali ya? Kenapa saya sebut wisata sejarah? Karena tujuan wisata kami hari itu adalah : Keraton Ngayogyakarta, Istana Air Taman Sari dan Prambanan. Berhubung sore harinya hujan, maka Prambanan kami tunda.


  • Keraton Ngayogyakarta
Menuju Keraton dari hostel kami di daerah Ngampilan, perlu waktu sekitar 20-30 menit berjalan kaki. Untuk masuk Keraton, tiket masuknya sebesar Rp. 5.000. Kalau mau foto-foto, dikenakan biaya tambahan Rp. 1.000.
Salah satu tempat di dalam Keraton Ngayogyakarta yang digunakan sebagai balai pertemuan antara Raja dengan rakyatnya.
Sumber : Pribadi

Setelah puas keliling keraton dan saya tidak berhasil bertemu pangeran impian, perjalanan kami lanjutkan ke Istana Air Taman Sari. As always, banyak becak yang siap mengantar. Eh tapi, hati-hati ya! Semua becak akan menawarkan harga Rp. 5.000 untuk rute Keraton, Dagadu, Pabrik Bakpia. Nah kalau rutenya kita yang atur, mereka akan ubah harga atau minta tambahan di akhir perjalanan.


  • Istana Air Taman Sari



Artemy Italian Gelato Lezato Enaknyo :9
Serius, istana ini indaaaaah banget! Ada kolam-kolam dengan air jernih yang konon tempat mandi putra-putri raja. Oya, tiket masuknya Rp. 3.000 /orang. Murah meriah cantik! :D
Selesai dari istana air, kami jalan-jalan sebentar ke Malioboro, makan es krim Artemy Italian Gelato. :9
Harga 1 cup es krim gelato bervariasi, mulai dari Rp. 12.000. Enakkk!
Habis makan es krim, baru deh lunch. Terbalik, ya? :D
Makan di pinggiran Malioboro itu lumayan mahal ternyata. Nah, pulang ke hostel kami naik TransJogja. Beda banget rasanya sama naik TransJakarta. Ga perlu dorong-dorongan, desak-desakan.. Huhuhu.
Rencana ke Prambanan, as I said, batal karena begitu sampai hostel hujan turun. Sementara Prambanan tutup jam 16:00.

  • Rumah Pohon

Akhirnya sore hari kami memutuskan pergi ke Rumah Pohon, atas saran teman Andani, Nike, yang kebetulan sedang melanjutkan kuliah S2 di UGM. Rumah Pohon ini kayanya sih, jadi tempat favorit mahasiswa UGM. Asik tempatnya. Beneran kaya ada di atas pohon. Struktur rumahnya rangkaian bambu gitu. Oya, karena tak tahu kendaraan umum apa yang bisa sampai sana (tidak ada TransJogja), kami pun naik taksi. Cukup Rp. 15.000 saja dari Edu Hostel sampai Rumah Pohon di daerah Jetis. Yeay!
Rumah Pohon
Ba'da Maghrib, datanglah Nike dan seorang temannya. Juga Umam, temanku. Umam juga datang bersama temannya. Dari Rumah Pohon, kami berencana ke Tugu. Dengan mengendarai motor, kami menerobos hujan. Seru. :D
Kata Umam, angkringan dekat Tugu (depan kantor Kedaulatan Rakyat) adalah salah satu angkringan yang lumayan ramai dan termasuk area gaulnya anak muda Yogya. Ahahaha. Ga ke Yogya kalo ga ke angkringan, ya! :P
Pulang ke hostel kami diantar Umam dan temannya naik motor. Mereka baik sekali, rela hujan-hujanan demi menemani kami yang sedang berlibur. :)

Thursday, April 11, 2013

Balada Anak Kost


Jadi anak kost lagi setelah 2 tahun lebih pensiun dari dunia per-ngekost-an ternyata agak aneh rasanya. Kost kali ini bener-bener beda. Kalau dulu waktu masih kuliah uang kost masih dikasih mama, sekarang pakai uang hasil kerja sendiri. Dulu perlengkapan kost dibeliin mama, sekarang beli sendiri. Bahkan untuk benda-benda perintilan pun saya harus memperhitungkannya dulu. Priority is important!
Astaghfirullah... Dulu saya selalu anggap enteng beli ini itu. Mama provides everything I need. Padahal segitu pas kuliah saya ngerasa cukup riweuh saat harus mengatur pengeluaran bulanan apalagi saat jatah uang bulanan menipis dan bertahan ga minta mama. Eh, sekarang lebih terasa lagi! Semua harus serba mandiri. Hitung-hitung belajar jadi ibu rumah tangga juga kali, ya? Hihi.
Perbedaan lagi kost semasa kuliah sama sekarang itu, konsep rumah kost. Dulu awal saya kost, konsepnya rumahan dan khusus putri. Ada ruang tamu tempat kami semua kumpul buat rumpi-rumpi cantik, makan malam, nonton DVD bareng, luluran berjamaah, sampai kocok arisan. Feel so homy! Lalu saya pindah kost ke yang konsepnya mirip-mirip kontrakan. Satu kamar bersama sahabat saya, Riri. Kami berdua serasa main rumah-rumahan. Hahaha.
Nah, sekarang saya kost di tempat yang konsepnya campur, cewek-cowok. Wah! Kenapa saya mau? Cari kost itu kaya cari jodoh, Pemirsa. Hehe. Lebay. Intinya, cari kost murah dan nyaman di Jakarta ini susyaaah. Kost ini rekomendasi dari Mirza, tunangan sahabat saya Dea. Karena ga sempet untuk keliling cari kost, saya langsung setuju waktu Dea bilang ada kamar kosong di kost Mirza. Belum cek ricek sebelumnya, lho. Tapi Dea bilang kost-nya rapi, bersih dan nyaman. I do trust her lah pokoknya. Hahaha. Dan memang begitulah keadaannya. Alhamdulillah...
Cuma ya namanya kost campur dan saya berkerudung, maka keriweuhan pun berlanjut. Adegan ke kamar mandi, misalnya. Karena kamar mandi ada di luar, meski dekat dengan kamar, saya harus pakai outfit lengkap dengan kerudung. Hahaha.
Hari ini tepat satu minggu saya kost. Rasanya masih belum betah. Sebentar-sebentar kangen mama, adik-adik, ranjang pink saya di rumah, juga kangen kipas angin! Well, Allah memang ciptain jarak supaya kita tahu rasanya kangen... :)

Wednesday, April 10, 2013

Bingung :D

Kalau kebanyakan simpan cerita, jadi bingung mau mulai sama yang mana. Kelamaan ga nulis, jadi bingung mau share apa aja. :D
Ada banyak cerita. Mulai dari backpack ke Yogya, kamar kost baru, Sakola Alit, reuni bareng Edy-Yoha...
Ah, banyak.. Well, I'll try to write them down one by one! Bismillah! *ceritanya bertekad sungguh-sungguh*
 

Template by Suck my Lolly