Wednesday, February 22, 2017

Sepeda Arsyil Berhantu?

Malam ini, hujan turun sangat lebat. Arsyil cuma berdua Bunda di rumah karena Papa sedang tugas ke luar kota. 
"Bun, Arsyil tidur sama Bunda, boleh? Malam iniii saja, deh! Please, ya? Ya?", Arsyil merajuk. Bunda membelai kepala Arsyil sambil tertawa kecil.
"Memangnya kenapa? Arsyil takut, ya?", tanya Bunda.
"Bukan, Bun.. Tapi kalau tidur berdua Bunda, kan pasti lebih hangat...", kilahnya.
Sebenarnya Arsyil memang merasa sedikit takut. Di luar hujan sangat deras, petirnya pun kencang. Ditambah lagi, ini MALAM JUMAT! 
Baru saja tadi siang di sekolah teman-teman sekelas Arsyil bercerita tentang hantu. Kata Hanif, hantu suka gentayangan di malam Jumat. Hiiii!

***

Pukul 01:00 dini hari..

Arsyil terkejut. Bel sepedanya tiba-tiba berbunyi. Suaranya terdengar amat nyaring karena ini tengah malam. 
"Hah! Kenapa bel sepedaku bunyi sendiri??", buru-buru ia bangunkan Bunda.
"Kenapa, Sayang?", tanya Bunda yang masih mengantuk.
"Bel sepeda Arsyil bunyi, Bun..", jawabnya seraya berbisik. Oh, ia sungguh teramat takut!
"Ini pasti ulah hantu, Bun! Ini kan malam Jumat!", tambahnya.
Bunda cuma tersenyum. Sambil memakai kerudung, Bunda bergegas pergi ke teras rumah. Arsyil mengikuti di belakang sambil memegang erat tangan Bunda. Detak jantungnya rasanya terdengar sampai ke telinga.
Di teras, suara bel terdengar makin nyaring. Bunda menekan-nekan tombolnya, tapi bel tetap berbunyi.
"Gimana nih, Bun?? Belnya kemasukan hantu, ya?", Arsyil panik sambil menutup telinganya. Bunda masih sibuk berusaha mematikan bel sepeda.
"Hmm.. Kita bawa masuk dulu sepedanya. Kasihan tetangga pasti terganggu," ujar Bunda sambil membawa sepeda Arsyil masuk.
Sepeda Arsyil beroda 2. Papa yang belikan minggu lalu sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-6. Arsyil suka sekali sepeda itu. Warnanya biru dan hitam. Keren sekali. Apalagi ditambah bel sepeda yang bunyinya juga lantang. Bukan 'kring kring' seperti bel biasanya. Tapi sekarang bel itu berhantu. Bunyi terus tidak berhenti.
Bunda masih mengutak atik bel sepeda di ruang tamu. Arsyil menunggu di sofa.
"Bunda ga takut hantu?", tanyanya.
"Ah, kamu ini daritadi hantu terus yang dibahas," jawab Bunda sambil tertawa kecil. Lama kelamaan, Arsyil pun tertidur di sofa karena lelah menunggu Bunda yang berusaha mengusir hantu sepeda.

***

Pukul 05:00 pagi hari..

Alarm di samping tempat tidur Arsyil berbunyi membangunkan ia dari tidur.
"Lho, kok aku di kamar?", ujarnya bingung, "Ah, hantu sepeda!"
Ia langsung teringat sepedanya yang semalam masih terus berbunyi bising. Bunda dimana, ya?
"Bundaa.. Buun..", Arsyil mencari Bunda. Di kamarnya sudah kosong. Bunda pasti ada di dapur. Arsyil benar-benar penasaran, bagaimana keadaan sepedanya sekarang. Tapi untuk melihatnya sendiri, ia terlalu takut. Takut kalau-kalau hantu itu masih ada di sepeda.
Benar saja, di dapur Bunda sedang menyiapkan sarapan dan bekal untuk Arsyil.
"Bun, hantu sepedanya gimana?", tanyanya penasaran.
"Eh, Arsyil sudah shalat?", tanya Bunda. Arsyil menggeleng. Ia lupa belum shalat Shubuh tadi karena buru-buru ingin lihat sepeda.
"Ya sudah, Arsyil shalat dulu. Nanti baru kita lihat hantu sepedanya. Oke?"
Arsyil terkejut. Jadi hantu itu benar ada? Bunda sudah menangkapnya? Oh, ya ampun...
"Hantunya tertangkap, Bun?", tanyanya.
Bunda cuma tersenyum,"Sudah cepat shalat dulu sana."
Arsyil bergegas kembali ke kamar untuk menunaikan shalat Shubuh. Tak sabar, penasaran sekaligus takut ia rasakan sekarang.
Usai shalat, Arsyil cepat-cepat menghampiri Bunda lagi di dapur.
"Ayo, Bun!"
Mereka berdua pun bergegas ke teras rumah. Sepedanya sudah Bunda letakkan lagi di teras. Karena hantunya sudah ditangkap.
Di teras, sepeda Arsyil terparkir gagah dan tidak berisik lagi. Tapi..
"Bun, ke mana bel sepedanya??", tanyanya kaget. Bel sepedanya yang keren itu sudah tidak ada lagi di sepeda.
"Dibawa hantu ya, Bun?", tanyanya lagi. Kali ini wajahnya sedih. Ah, itu bel yang bagus..
Bunda malah tertawa mendengar pertanyaan Arsyil.
"Kamu ini, apa-apa hantu.. Ini bel berhantunya!", kata Bunda sambil mengeluarkan sesuatu dari saku celananya.
"Bel sepeda!", teriak Arsyil girang. Tapi ia ragu-ragu untuk mengambil bel itu dari tangan Bunda. Bagaimana jika hantunya malah berpindah ke tubuhnya? Hii...
"Ini yang bikin bel sepeda bunyi terus semalam," Bunda mengetuk-ngetuk bel sepeda di tangan kanannya ke tangan kiri. Air menetes dari dalamnya.
"Air?", tanya Arsyil bingung.
"Iya, air. Karena Arsyil parkir sepedanya di teras dan kena hujan, belnya kemasukan air hujan. Nah, air ini yang membuat bel jadi korslet dan akhirnya bunyi terus. Makanya bunda lepas dari sepeda. Kabelnya Bunda potong. Maaf, ya.. Nanti sore kita bawa ke bengkel sepeda di ruko, ya?", jelas Bunda.
Ah, ya ampun! Jadi air hujan yang masuk ke dalam bel itu penyebabnya. Padahal Arsyil sudah berpikir macam-macam tentang hantu sepeda. Sekarang ia geli sendiri dalam hati membayangkan bagaimana ia begitu ketakutan semalam. Hihi..
"Terima kasih ya, Bunda..", ucapnya pada Bunda.
Sekarang, Arsyil mau mandi dan bersiap pergi ke sekolah. Rasa takut sudah hilang dari hati dan pikirannya karena hantu itu tidak ada. Arsyil berjanji dalam hati, mulai sekarang ia akan jadi pemberani. Tidak takut apapun kecuali pada Allah. Seperti yang selalu Bunda ajarkan..

Selesai 😊

0 comments:

Post a Comment

 

Template by Suck my Lolly